Depok|Sketsa-online.com – Upaya membangun generasi religius di Kota Depok terus digelorakan oleh Anggota Komisi D DPRD Kota Depok dari Fraksi PKB, Ade Ibrahim.
Ia mengungkapkan, kemajuan pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan nilai-nilai keagamaan yang kokoh. Karena itulah, ia bertekad memperjuangkan peningkatan kualitas madrasah dan lembaga pendidikan keagamaan yang selama ini dinilainya masih kurang mendapat perhatian.
“Saya yang pernah berkecimpung di dunia pendidikan madrasah sangat merasakan bagaimana lembaga-lembaga ini berjalan dengan keterbatasan. Baik dari sisi sarana prasarana maupun kesejahteraan gurunya, perhatian pemerintah selama ini masih belum maksimal,” ujar Ade Ibrahim pada Senin (3/11).
Menurut Ade, madrasah memiliki kontribusi besar dalam membangun karakter anak-anak bangsa, karena di dalamnya ditanamkan nilai-nilai moral, disiplin, dan akhlak mulia. Namun, perhatian yang diberikan kepada madrasah kerap tidak seimbang dengan sekolah formal lain seperti SD dan SMP.
“Banyak pelatihan dan program peningkatan kompetensi untuk guru-guru sekolah negeri, tapi guru madrasah sering kali tertinggal. Kami ingin mereka juga diberi kesempatan yang sama, karena mereka pun memiliki tanggung jawab besar dalam mencetak generasi cerdas dan berakhlak,” tegasnya.
Selain fokus pada madrasah, Ade juga menaruh perhatian besar pada keberadaan masjid, musala, majelis taklim, dan pondok pesantren. Ia menilai tempat-tempat tersebut adalah bagian penting dari sistem pendidikan nonformal yang membentuk karakter dan spiritualitas masyarakat.
“Di situlah berlangsung pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membina hati dan moral masyarakat. Karena itu, kami akan terus memperjuangkan bantuan sarana dan prasarana bagi lembaga keagamaan agar bisa menjalankan peran pendidikannya dengan lebih baik,” kata Ade.
Lebih lanjut, Ade mengatakan, perhatian terhadap pendidikan keagamaan, mulai terlihat di masa kepemimpinan Wali Kota Depok Supian Suri, terutama melalui program Rintisan Sekolah Swasta Gratis (RSSG) yang juga menyentuh madrasah tsanawiyah.
Program ini, menurutnya, merupakan langkah awal yang baik, namun masih perlu diperluas agar manfaatnya dirasakan hingga ke tingkat madrasah ibtidaiyah dan pondok pesantren.
“Program RSSG adalah bentuk nyata kepedulian Pemkot terhadap dunia pendidikan keagamaan. Kami berharap ke depan, ruang lingkupnya bisa lebih luas, agar semakin banyak lembaga madrasah yang mendapat dukungan,” ujarnya.
Ade juga menyinggung hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi D bulan lalu, yang menghadirkan perwakilan guru madrasah dari PGMI Kota Depok, KKMI, KKMTs, dan IGRA.
Dalam pertemuan itu, para guru menyampaikan berbagai aspirasi dan harapan agar Pemerintah Kota Depok memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan dan peningkatan kualitas tenaga pendidik madrasah.
“Mereka datang dengan semangat besar. Aspirasi mereka sederhana ingin diakui dan diperlakukan setara seperti guru di sekolah umum. Kami di Komisi D berkomitmen untuk menjembatani aspirasi itu agar bisa diwujudkan,” terang Ade.
Selain pendidikan, Ade juga menyoroti aspek infrastruktur yang mendukung keberlangsungan aktivitas pendidikan keagamaan. Ia menilai banyak akses menuju madrasah, masjid, dan pondok pesantren yang masih membutuhkan perbaikan, baik dari segi jalan lingkungan, drainase, maupun penerangan jalan umum.
“Pendidikan yang baik juga butuh akses yang layak. Banyak madrasah dan pesantren yang berada di wilayah pinggiran dengan kondisi jalan rusak atau rawan banjir. Itu juga akan kami perjuangkan agar menjadi prioritas pembangunan,” tegasnya.
Melalui langkah-langkah tersebut, Ade berharap madrasah dan lembaga pendidikan keagamaan di Depok dapat berdiri sejajar dengan sekolah umum, tidak hanya dari sisi fasilitas, tetapi juga dari segi penghargaan terhadap para pendidiknya.
“Harapan saya sederhana agar madrasah dan lembaga pendidikan Islam benar-benar menjadi mitra strategis pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari madrasah lahir generasi religius, cerdas, dan berkarakter kuat itulah bekal terbaik untuk masa depan Depok dan Indonesia,” tutup Ade Ibrahim. (el’s)
